Sabtu, 10 April 2010

TUGAS III DAN IV

PARAGRAF

Paragraf atau alinea adalah bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Tiga syarat agar menciptakan paragraf yang padu adalah kepaduan, kesatuan, kelengkapan.

Dalam penggabungan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf itu diperlukan adanya kesatuan dan kepaduan. Yang dimaksud kesatuan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu membicarakan satu gagasan saja. Yang dimaksud kepaduan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu secara kompak atau saling berkaitan mendukung satu gagasan itu.

Di surat kabar sering kita temukan paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat saja. Paragraf semacam itu merupakan paragraf yang tidak dikembangkan. Dalam karangan yang bersifat ilmiah paragraf semacam itu jarang kita jumpai.

Syarat Paragraf

Paragraf yang efektif memenuhi dua syarat, yaitu adanya kesatuan makna (koherensi), adanya kesatuan bentuk (kohesi), dan hanya memiliki satu pikiran utama.

1. Kesatuan Makna (Koherensi)

Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah. Demi terpenuhinya tuntutan koherensi paragraf, ada dua hal pokok yang harus diperhatikan. Kedua hal yang dimaksud ialah (1) kokohnya kalimat penjelas dalam menjelaskan ide pokok dan (2) logisnya urutan peristiwa, waktu, ruang atau tempat, dan proses.

Kepaduan menunjukkkan adanya hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Bagaimana hubungan antara subjek dan predikat, hubungan antara predikat dan objek, serta keterangan-keterangan lain yang menjelaskan tiap-tiap unsur pokok tadi. Kesalahan yang sering merusakkan kepaduan adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, perapatan kata aspek atau keterangan modalitas yang tidak sesuai, dan sebagainya.

a) Kalimat yang padu tidak bertele-tele, hindari kalimat yang panjang.

Contoh: Kita harus mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.

b) Kalimat yang padu menggunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona.

Contoh: Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan Masalah kemacetan kredit Bimas, saya ingin laporkan kepada Bapak.

c) Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh: Sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada kekejaman alam, atau kepada pihak lain karena merasa dirinya lebih kuat

2. Kesatuan Bentuk (Kohesi)

Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung antarkalimat.

3. Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama

Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.

Contoh kalimat yang memperlihatkan ketiga unsur tersebut yaitu

· Gerobak itu kotak persegi memanjang. Dua setengah meteran panjangnya, dengan lebar dan tinggi tak lebih dari satu meter. Ada sebuah roda kecil di masing-masing sisi gerobak, dengan kayu menjulur di keempat sudutnya sebagai sandaran. Keseluruhan sisi gerobak itu berbahan seng yang mulai berkarat, dengan tambalan seng-seng bekas reklame di banyak sisi, mungkin juga diniatkan sebagai hiasan, meski kusam dan kotor. Ada gambar perempuan cantik yang mengiklankan produk perawatan rambut, ada potret seorang actor terkemuka menawarkan obat pusing, ada moncong sebuah mobil yang muncul dari satu sisi ke sisis depan gerobak, seakan-akan menjadi petunjuk arah bagi gerobak itu berjalan.

Sisi belakang gerobak itu menjadi pintu keluar masuk, yang terbagi menjadi dua sisi, atas bawah, yang bisa berfungsi sebagai jendela ketika pintu bawah tertutup dan pintu atas dibuka. Sepanjang pegangan kayu yang terjulur kaku seakan –akan menjadi pagar yang menghalangi siapapun untuk datang ke pintu itu, kecuali untuk mereka berdua, sebagaimana mereka juga tak punya banyak ruang di luar gerobak itu.

DIKSI


Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Saat kita berbicara, kadang kita tidak sadar dengan kata – kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang yang kita ajak berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.

v Beberapa point–point penting tentang diksi, yaitu:
• Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.